Kamis, 26 November 2009

Helena

Percaya atau tidak, awal kisah cintaku berasal ari sebuah lagu. Tapi bukanlah lagu cinta yang menyebabkan semuanya, tapi hanya sebuah lagu berbahasa Inggris biasa yang hanya enak untuk didengar.

Aku sangat menyukai lagu itu entah mengapa. Mungkin itu lagu Barat pertama yang jika dilihat dari video maupun didengar dari iramanya sangat patut untuk aku jadikan sebagai lagu favourite. Share

Problema Angkuatan Kota di Ibukota


Jakarta sebagai ibukota negara dikenal dengan beragam polemik yang ditimbulkannya. Tidak hanya masalah ekonomi, namun semua bidang pasti memiliki masalah. Seperti masalah politik, sosial maupun budaya.


Salah satu masalah yang kerap membuat masyarakat dibuat pusing adalah masalah sosial. Mengapa tidak, karena kita adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari segala problema yang berkaitan dengan manusia lainnya. Dari segala banyak masalah sosial yang timbul di Ibukota, ada satu masalah sederhana yang efeknya berkesinambungan bagi masyarakat adalah masalah sarana transportasi yang buruk. Mungkin sudah pernah kita dengar, baca ataupun merasakan sendiri bahwa pelayanan angkutan kota di Ibukota sangat buruk.


Sekedar contoh, salah satu angkutan kota yang berupa minibus keadaanya sungguh memprihatinkan. Kondisi fisik bus sangat tidak terawat dengan baik. Badan bus terlihat banyak penyok, bemper belakang hampir terlepas, lampu rem tidak berfungsi, ban botak, kaca-kaca banyak yang pecah, bangku bus banyak yang reot bahkan asap buangannya pun hitam pekat. Pelayanan angkutan kota seperti ini yang banyak dikeluhkan masyarakat. Sejumlah awak angkutan kota pun mengakui bahwa peremajaan kendaraannya terhitung berlangsung lambat. Satu unit bus sedang seperti metromini biasanya dipakai hingga belasan tahun, dengan jarak tempuh lebih dari 100 km per hari. Hal itulah yang membuat keadaan angkutan kota tersebut terlihat sangat bobrok., meskipun selalu diperbaiki. Belum lagi ulah para awak angkutan yang sering dengan seenaknya mengoper penumpang di tengah jalan, mengisi kendaraannya hingga melebihi kapasitas hingga penumpang tak lagi nyaman ataupun bus berputar meski belum sampai tujuan. Sopir angkutan juga sering ugal-ugalan dalam mengemudikan kendaraannya dan berhenti di sembarang tempat.


Problema yang dialami angkutan kota di Ibukota seolah-olah diiringi dengan maraknya praktek percaloan dan pungutan liar di lokasi Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB). Hal ini sangat disayangkan mengingat pentingnya pengujian angkutan kota sebelum kendaraan tersebut siap untuk melayani masyarakat. Namun sepertinya para sopir angkutan kota sudah terbiasa dengan keberadaan calo-calo di lokasi pengujian kendaraan. Karena menurut mereka kehadiran calo justru membantu mereka mempercepat mengurus perizinan. Ongkos pembuatan KIR melalui calo pun dianggap wajar meski tarifnya diluar ketentuan perda. Share