Kamis, 15 Desember 2011

Kekalahan Seorang Adik

Kami telah tumbuh besar bersama sudah 20 tahun lebih. Seharusnya ikatan itu lebih kuat melebihi apapun. Kami sedarah dan dilahirkan oleh rahim yang sama. Aku terlahir menjadi seorang adik dari kakak perempuan yang hanya terpaut 14 bulan kelahirannya. Seorang anak kedua yang dalam hidupnya juga selalu menjadi nomor dua.

Aku rasa ini bukanlah sebuah kutukan yang menangungi kodratku sebagai seorang adik. Ini mungkin takdirku yang selalu menjadi bayang - bayang kakak yang selalu aku jadikan panutan dan contoh karena dialah satu - satunya saudara sedarahku. Entah bagaimana ikatan itu juga yang mungkin ia rasakan sehingga kami menjadi pasangan kakak beradik yang harmonis. Ini juga karena selalu ada yang menjadi pertama dan yang kedua. Dia yang pertama dan aku sang kedua.

Aku tidak menampik rasa yang muncul dan terus memuncak didadaku selama belasan tahun sejak aku menyadarinya, aku hanya mencoba menahan diri untuk membatasi untuk tidak terlalu terobsesi dengan masalah penomoran ini. Tapi hak seorang manusia adalah merdeka dari segala nestapa dan bayang - bayang kelam yang mengganggu mimpi indahnya. Aku ingin hanya seperti itu. Menjadi seorang adik yang bebas yang berbeda dan tidak selalu merasa menjadi yang kedua.

Karena walau kami tahu kami harus saling menjaga dan mengasihi satu sama lain, nyatanya aku yang selama ini lebih bisa menjaga perasaannya. Aku tahu perasaanya sebagai seorang perempuan, dia lebih rapuh daripadaku. Yang ada dibenakku adalah walaupun nanti kami telah berkeluarga aku ingin sekali kami menjadi satu kelauarga dalam satu rumah. Entah apa sama pemikiranku dengannya. Sebenarnya aku pun tidak memungkiri bahwa aku memiliki sisi jahat, ingin rasanya seperti keponakan - keponakanku yang juga seorang adik dan dia mampu menindas bahkan membuat kakaknya menurut padanya. Tapi aku tidak sanggup karena hati kecilku tidak menghendakinya.

Ya Allah, semoga diantara kami mampu mendapat balasan yang sesuai akan appa yang silakukan dan dikorbankannya. Semoga dikala itu kebahagian kami menjadi milik masing - masing saja. Biarkan ikatan itu tetap ada dengan kami menjadi masing - masing yang saling berneda dan tidak lebih peka dari sebelumnya.

Amiiiin... Share